Pages - Menu

Sabtu, 26 Juli 2014

Kuliah gratis dan berkualitas berdayasaing dan brani bertarung di dunia kerja.


BEC (Bogor EduCARE) yang bernaung di bawah yayasan peduli pendidikan mandiri dan telah mencetak lulusan yang mampu berdaya saing di dunia kerja dan telah di akui oleh banyak perusahaan. Bogor EduCARE memiliki satu jurusan yang mencakup semua jurusan dalam dunia kerja. Jurusan yang dilengkapi dengan berbagai macam skil dan kemampuan yang di butuhka di dunia kerja sehingga menjadikan mahasiwa dan mahasiswi alumni Bogor EduCARE memiliki daya saing dan etikan yang disertai sekil dan kemampuan yang baik. Sehingga di senangi oleh banyak karyawan dan para atasan karna dengan etika dan kemampuan yang menjamin perusahaan.
                Bogor EduCARE memiliki pasilitas yang lengkap untuk menunjang proses pembelajaran yang diantaranya: leb taiping, leb komputer, leb listning, perpustakaan, rental komputer, mushola, dan ruang seni yaitu ruang cangcinmen. Peroses pembelajaran sangat disiplin dan terarah dan etika paling diutamakan dalam segala hal. Karna jurusan ini berbasis bahasa inggris dan komputer sangat ditekankan untuk menggunakan bahasa inggris yang baik dan benar dalam berbicara sehari-hari dan persentasi di depan kelas. Kita juga di ajarkan bagai mana cara untuk persentasi didepan umum.

Jadi jika anda ingin kuliah siap kerja dan singkat maka disini tempatnya..  BEC (Bogor EduCARE) adalah batu loncatan untuk cepat mendapatkan kerja.. 


Minggu, 13 Juli 2014

GENDANG BELEQ, GENDERANG SEMANGAT LOMBOK

Lendang Nangka adalah salah satu desa wisata potensial yang terletak di Pulau Lombok, tepatnya di kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Perpaduan antara wisata alam, sosial, religi, dan kultur menciptakan sebuah harmoni yang tidak terlupakan. So, Let's Join Us to Enjoy Lendang Nangka Village, The Harmony Of Lombok.

Comments Off
 Gendang Beleq adalah alat musik tradisional dari lombok dan berasal dari suku sasak yang merupakan satu dari puluhan kesenian tradisional lombok yang sudah lama hidup dan menemani masyarakat lombok dalam berbagai upacar adat dan tradisi. Gendang Beleq sangat diminati oleh orang tua dan dikenal baik oleh masyarakat lombok suku sasak. Dalam perjalanan kesenian Gendang Beleq mengalami persaingan dengan alat musik moderen. Gendang Belek tak luput dari pasang surutnya  perkembangan, hingga terombang ambing di dunia moderen. setelah sekian lama terombang ambing dalam duni moderen, kini kesenian ini bangkit dan berkembang pesat di dunia pariwisata terutama pada lapisan masyarakat.

Kesenian Gendang Beleq telah hadir dengan fungsi  sebagai pelengkap kebudayaan serta menjadi salah satu sarana pengungkap makna-makna luhur kebudayaan. Pada sisi lain,  kesenian Gendang Beleq memiliki potensi yang sangat besar sebagai media pendidikan bagi masyarakat dan sebagi salah satu sumber devisa bagi negara yang dengan sendirinya dapat pula meningkatkan  taraf  hidup para seniman pendukungnya.

Nama kesenian Gendang Beleq diambil dari salah satu alat musik yang digunakan yaitu dua buah gendang berukuran besar dan panjang. Bentuk kesenian tradisional Gendang Beleq  yang kita temukan dewasa ini merupakan perkembangan bentuk karena pengaruh kesenian Bali yaitu Tawaq-Tawaq. Perubahan bentuk kesenian ini pertama kali terjadi sekitar tahun 1800 M, ketika Anak Agung Gede Ngurang Karang Asem memerintah di gumi Sasak.


Sebelumnya, kesenian Gendang Beleq hanya terdiri atas sebuah Jidur (gendang besar yang berbentuk beduq), sebuah gong dan sebuah suling. Demikian besar pengaruh kebudayaan Bali pada waktu itu, sehingga peralatan kesenian ini berkembang sesuai dengan alat yang digunakan pada kesenian tawaq-tawaq. Akan tetapi, agar tidak meninggalkan nilai-nilai Islam, para seniman suku Sasak pada waktu itu tetap mempertahankan bentuk gendang besar yang menyerupai beduq yang digunakan di masjid. Selain itu, jumlah personil yang digunakan pun dibatasi pada jumlah 13 atau 17 orang pemain. Bilangan ini menunjukkan bilangan rakaat dalam shalat. Demikian pula dengan tata cara memainkan alat ini merupakan implementasi dari pelaksaan shalat berjamaah dan tuntunan hidup bermasyarakat dengan nilai-nilai keislaman.


Sebuah grup gendang beleq biasanya terdiri dari 15 – 17 orang yang biasanya semua laki – laki. Gendang beleq sebenarnya merupakan salah satu instrumen yang ada pada tarian ini. Disebut gendang beleq karena salah satu musiknya adalah gendang beleq (gendang besar). Gendang beleq (gendang besar ) ini biasanya terbuat dari kulit sapi, besi tua dan kayu yang panjangnya bisa mencapai lebih dari satu meter dan disandang pada pundak dua pemain.

Pada umumnya gendang beleq (gendang besar) dicat hitam putih dengan pola kotak – kotak. Di Lombok kedua warna itu memang mempunyai arti simbolis. Hitam adalah lambang keadilan sedangkan putih adalah lambang kesucian. Selain itu, hitam juga diibaratkan sebagai bumi dan putih diibaratkan sebagai langit yang keduanya merupakan kekuatan yang harus selalu ada dalam kehidupan manusia.

Orkestra ini terdiri atas :
  1. Dua buah gendang beleq yang disebut gendang mama (laki – laki) dan gendang nine (perempuan) berfungsi sebagai pembawa dinamika.
  2. Sebuah gendang kodeq (gendang kecil)
  3. Duah buah reong yang terdiri dari reong mama dan reong nina berfungsi sebagai pembawa melodi
  4. Sebuah prembak beleq berfungsi sebagai alat ritmis
  5. Delapan buah prembak kodeq disebut juga copek, berfungsi sebagai alat ritmis
  6. Sebuah petuk berfungsi sebagai alat ritmis
  7. Sebuah gong besar berfungsi sebagai alat ritmis
  8. Sebuah gong penyelak berfungsi sebagai alat ritmis
  9. Sebuah gong oncer berfungsi sebagai alat ritmis
  10. Dua buah bendera, merah atau kuning disebut lelontek.
Tari gendang beleq merupakan tari perang walaupun tidak ada unsur perkelahian maupun senjata dalam tarian ini. Namun, setiap gerakannya menggambarkan kemaskulinan (kejantanan). Awalnya, gendang beleq berfungsi sebagai pengiring para ksatria yang akan maju ke medan perang maupun menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang. Selain itu Gendang beleq ini dulu dimainkan apabila ada pesta – pesta kerajaan. Disini digunakan payung agung. Sekarang fungsi payung ini ditiru dalam upacara perkawinan.



Dahulunya, gendang beleq adalah alat musik yang dianggap mempunyai tuah. Oleh karena itu, ada kepercayaan setempat yang mengatakan bahwa harus diadakan andang – andang ( sesajen) yang harus diberikan sebelum alat ini dimainkan. Sesajen ini biasanya beupa ayam kampung, beras, daun sirih dan masih banyak lagi.

Gendang beleq dapat dimainkan dengan berjalan atau duduk. Komposisi berjalan mempunyai aturan tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak mempunyai aturan. Pada waktu dimainkan pembawa gendang beleq akan memainkannya sambil menari, demikian juga pembawa petuk, copek dan lelontek. Gerakan – gerakan dalam tarian ini pun sangat variatif tergantung penggunaannya. Tarian ini biasanya diciptakan sendiri oleh para pemainnya. Gerakan – gerakan akan berbeda setiap fungsi. Misalkan gerakan untuk penyambutan, gerakan untuk pertunjukan dan lomba – lomba antar kelompok maupun gerakan untuk meniringi arak – arakan acara pernikahan (nyongkolan).

Karena sifatnya yang atraktif, gendang beleq seringkali diadakan untuk mengiringi arak – arakan pengantin (nyongkolan) atau khitanan dan juga untuk menyambut tamu penting.

Minggu, 06 Juli 2014

sang surya tenggelam di jambatan siti nurbaya

Novel klasik Siti Nurbaya, Kasih Tak Sampai karya Marah Rusli telah jadi bagian dalam perkembangan sastra di Indonesia. kisahnya bahkan pernah diangkat ke layar kaca oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kepopuleran kisah Siti Nurbaya yang mengangkat Kota Padang sebagai latar tempat secara tidak langsung ikut memperkenalkan kebudayaan Minang kepada khalayak yang lebih luas. Untuk mengenang kepopuleran kisah klasik tersebut, pemerintah daerah memberi penghargaan dengan menamakan sebuah jembatan dengan nama Jembatan Siti Nurbaya.

Jembatan Siti Nurbaya selesai dibangun pada tahun 2002 dengan menghabiskan dana mencapai 1,9 miliar. Dana ini diperoleh dari pemerintah serta dibantu oleh pihak swasta.

Jembatan yang melintas di atas Sungai Batang Arau ini memiliki panjang 60 meter dengan hiasan lampu di bagian tepinya. Pada malam hari barisan lampu tersebut akan membentuk gonjong, yaitu bentuk khas rumah adat Minangkabau.



Pada bagian bawah jembatan terlihat perahu-perahu nelayan bersandar di tepian sungai. Dari atas jembatan akan terlihat pemandangan alam berupa bukit, masyarakat kota Padang mengenalnya dengan nama Bukit Gunung Padang. Konon, di bukit inilah jasad Siti Nurbaya disemayamkan.

Menjelang malam, banyak warga setempat yang menghabiskan waktu untuk menyaksikan perubahan warna alam yang natural. Tenggelamnya sang surya di ufuk timur menjadi daya tarik yang dapat terlihat dari jembatan.

Menurut pengunjung, banyaknya penjaja kuliner khas Minang yang ada di sepanjang jembatan bisa menjadi penunjang pariwisata. Pasalnya, sambil melihat pemandangan indah Bukit Gunung Padang dari jembatan, para wisatawan juga bisa menikmati kekayaan kuliner khas Minang. Berkunjung ke Jembatan Siti Nurbaya tentu menjadi pengalaman unik saat berwisata di Kota Padang. [Riky/IndonesiaKaya]